Beranda | Artikel
Kesalahan Ahlul Filsafat Memahami Al-Quran
Jumat, 28 September 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Kesalahan Ahlul Filsafat Memahami Al-Qur’an merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 12 Dzul Hijjah 1439 H / 24 Agustus 2018 M.

Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah

Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.

Download kajian sebelumnya: Perbedaan Antara Tahrib (penyelewengan) dan Takwil

Kajian Tentang Kesalahan Ahlul Filsafat Memahami Al-Qur’an – Syarah Aqidah Thahawiyah

Masih berkaitan dengan muqadimah yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi. Pembahasan ini sangat penting karena dalam muqadimah Syarah Aqidah Thahawiyah ini terdapat penjelasan tentang prinsip-prinsip dasar beragama, panduan didalam beragama, konsep hidup, bagaimana kita memahami agama, apa yang merupakan kewajiban kita, bagaimana sikap kita terhadap warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Tatkala semakin jauh manusia dari masa kenabian, maka akan semakin bermunculan berbagai kebatilan dan kemungkaran. Yang demikian itu penyebab utamanya adalah munculnya penyimpangan atau penyelewengan terhadap teks-teks wahyu. Masing-masing memahami dengan akalnya dan tidak kembali kepada bimbingan Allah dan RasulNya.

Orang-orang munafik, tatkala mereka disuruh untuk kembali kepada Allah dan RasulNya, mereka menutup diri dari hal itu. Sehingga mereka tinggalkan Al-Qur’an dan Hadits. Kemudian mereka mengatakan bahwa mereka ingin mengkombinasikan antara wahyu dengan akal. Maka munculah teori-teori yang menyimpang lalu kemudian mereka tinggalkan Al-Qur’an dan mereka datangkan teori-teori hasil rekayasa dari akal mereka yang bertentangan dengan wahyu. Terutama dalam perkara yang berkaitan dengan ketuhanan atau keimanan.

Begitu juga datang sekte-sekte yang lain yang membagi agama. Mereka mengatakan ada hakikat, makrifat, ada kulit, ada isinya, maka bermunculan berbagai pemikiran yang intinya mereka meninggalkan warian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebabkan karena kejahilan ahlul kalam dan filsafat, ahli tasawwuf, ahlul bid’ah wal ahwa (ahli bid’ah dan pengekor hawa nafsu) didalam memahami nash-nash Al-Qur’an. Maka bermunculan kemunafikan-kemunafikan. Begitu juga hilang atau tertutuplah risalah yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu kewajiban kita adalah menggunakan akal yang sehat, hati yang suci, jiwa yang bersih untuk mempelajari dan menggali risalah yang diwariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini agar kita mengetahui dan meyakini kebenarannya. Bukan justru mencari pemikiran-pemikiran yang lain atau ilmu-ilmu selain dari warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pembahasan kita tentang perkara agama, aqidah, keimanan, ibadah, semua telah cukup dan tidak perlu kita mencari panduan yang lain. Jika seorang hamba tidak mampu mengetahui sebagian dari wahyu yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini atau mengamalkan sebagiannya, maka ketidakmampuannya tersebut tidak boleh baginya untuk melarang orang lain dari mempelajari ajaran Islam. Akan tetapi hendaknya dia bergembira ketika ada orang lain yang bersungguh-sungguh mempelajari warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga bersungguh-sungguh dalam mengamalkannya. Dan hendaknya setiap orang berkeinginan agar mampu untuk mempelajari dan mengamalkannya.

Oleh karena itu jangan sampai kita beriman kepada sebagian ajaran Islam lalu meninggalkan ajaran yang lain. Hendaknya kita beriman secara menyeluruh kepada ajaran Islam ini. Kita juga harus menjaga. Jangan sampai masuk kedalam syariat Islam sesuatu yang bukan bagian dari syariat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٤٢﴾

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 42)

Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download MP3 Kajian Tentang Kesalahan Ahlul Filsafat Memahami Al-Qur’an – Syarah Aqidah Thahawiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44743-kesalahan-ahlul-filsafat-memahami-al-quran/